Kamis, 15 Maret 2018

Sejarah Lengkap Jennih Rangsang



Membahas sejarah memang tidak lepas dari sudut pandang si penulis sejarah, ibarat mata uang sejarah selalu mempunyai dua sisi sudut pandang. Dan terkadang beberapa orang memlintir sejarah demi suatu kepentingan namun di dalam artikel ini saya akan menceritakan sejarah Jennih Rangsang semaksimal mungkin mendekati fakta bahkan mungkin sesuai dengan fakta sejarah yang ada. metode yang saya gunakan untuk memper oleh data adalah dengan mendatangi pihak-pihak yang bersangkutan minta penjelasan/menceritakan sejarah Jennih Rangsang yang mereka ketahui, kedua yakni dengan melihat beberapa dokumen yang ada dan yang ketiga yakni membandingkan gerakan silat jennih rangsang dengan aliran yang lain.
Tujuan dari artikel ini adalah supaya generasi penerus Jennih Rangsang mengetahui Tentang sejarah perguruannya sendiri. Dan menjadi jati dirinya sendiri.
Yang perlu diketahui adalah  Sejarah akan terus berlanjut begitulah seterusnya seiring waktu terus berjalan akan selalu ada sejarah baru. Disini saya akan membatasi sejarah Jennih Rangsang sampai pada priode tertentu.
Dari penelusuran yang saya lakukan diperoleh data sebagaimana yang akan saya sampaikan dalam bentuk cerita dibawah ini.
          Inilah sejarah Jennih Rangsang secara Lengkap dan Rinci. Diceritakan didalam buku pedoman Jennih Rangsang bahwasannya sejak tahun 1945 KH. Ahmad Sodiq telah membuka latihan pencak silat di daerah Sumlaran dan sekitarnya. Beliau terkenal dengan kesaktiannya yang luar biasa hal ini dapat di buktikan dari cerita warga masyarakat yang sudah sepuh didaerah sekitar sumlaran. Dari situ sehingga banyak menarik minat pemuda-pemuda saat itu untuk berlatih pencak silat kepada beliau. Dalam buku pedoman Jennih Rangsang di katakan bahwa KH. Ahmad Sodiq berasal dari daerah Paciran (Sunan Drajad) Lamongan.
          Pada tahun 1975 salah seorang murid muda KH. Ahmad sodiq yang bernama Nuradji Irawan dipercaya oleh KH. Ahmad Sodiq untuk memimpin perguruan pencak silat ini karena belum memiliki nama kemudian Abah Nuraji Irawan memberikan sebuah nama JENNIH RANGSANG. Yang diambil dari bahasa sangsekerta yang berarti SUCI DIRI. Kemudian perguruan ini diresmikan pada tahun 1987 di daerah kecamatan Sukodadi kabupaten Lamongan. namun pada dokumen yang terdaftar di IPSI jennih rangsang diresmikan pada Tahun 1978. kemungkinan perbedaan ini di karenakan akibat salah ketik. karena dilihat dari angkanya sama. maka sangat mingkin sekali hal ini salah ketik.
          Pada dokumen Jennih Rangsang Yang terdaftar di IPSI di jelaskan bahwasannya Abah Nuraji Irawan disamping belajar bela diri dari KH. Ahmad Sodiq juga menekuni beberapa bela diri yakni KARATE-DO, Pencak Organisasi (PO) , Cup Lamongan (yang sekarang di ubah namanya menjadi Satria Tunggal), dan Kungfu. Dan dari cerita sebagian sesepuh Abah Nuraji Irawan juga merupakan pendekar Tapak Suci.
          Awal kelahirannya Jennih Rangsang telah menggemparkan dunia persilatan dengan kehebatannya, perguruan – perguruan lain pun menaruh segan kepada kader-kader awal Jennih Rangsang ini. Apa lagi di tambah dengan kehadiran Mas Busro yang ber Aliran PSHT. Menambah kewibawaan Jennih Rangsang pada saat itu. Mas Busro adalah Cucu KH. Ahmad Sodiq beliau belajar bela diri PSHT selama 4 tahun. Pada saat itu beliau sabuk Hijau di PSHT namun karena setiap datang orang baru diwargakan begitu terus, sedang kan Mas Busro yang sudah lama berlatih masih di emban tidak dinaik-naikan. Pada akhirnya Mas Busro Memilih belajar pencak silat kepada perguruan Kakeknya Yakni Jennih Rangsang. Beliau didik oleh Abah Nuraji Irawan secara Langsung. Beliau pula yang membukukan/menggambar buku pedoman Jennih Rangsang didampingi oleh Abah Nuraji Irawan. Sehingga sampai saat ini kita dapat menikmati karya beliau.
Setelah Mas Busro dinyatakan Lulus dari Jennih Rangsang beliau mengajar beberapa murid.
          Di ceritakan dari Mas Busro pada saat itu Mas Sugianto Tertarik dengan Jennih Rangsang Sehingga beliau ikut berlatih bela diri Jennih Rangsang kepada beliau. Dan Selanjutnya Mas Sugianto Berlatih langsung kepada Abah Nuraji Irawan sendiri tanpa teman. Sehingga lulusan pada masa itu Cuma Mas Sugianto saja.
          Beberapa murid Mas Busro diantaranya adalah Mas Bakri Susanto. Jika di runtut maka Mas Bakri Susanto masih adik seperguruannya Mas Sugianto.
Mas Bakri didikannya Mas Busro sedangkan Mas Sugianto didikan Abah Nuraji Irawan.
Diceritakan oleh Mas Busro bahwasanya Mas Sugianto Juga memiliki aliran Bunga Islam, dan di Ceritakan Dari Mas Bakri Mas Sugianto Juga memiliki Aliran pencak silat Bambu Kuning. Sedangkan Mas Bakri mengaku hanya Belajar Jennih Rangsang saja.
Namun sayang nya beberapa waktu selanjutnya sedikit kader Jennih Rangsang  yang  membuka latihan sehingga dengan berlalunya waktu kader-kader Jennih Rangsang berkurang bahkan pernah mengalami kevakuman (kekosongan latihan). Hal ini menggugah kedua kader terbaik Jennih Rangsang Untuk Membuka Latihan dan melanjutkan perjuangan pendahulunya yakni Mas Sugianto dan Mas Bakri Susanto. Dari kedua kader inilah sejarah baru Jennih Rangsang di mulai. Mas Bakri Susanto Membuka Latihan di Kadungrembug dan Mas Sugianto Membuka Latihan di Dukoh.
          Di Duko Mas Sugianto Berhasil Mewisudah beberapa muridnya yang terkenal dengan kehebatanya seperti Mas Sigit, Mas Ebit, Mas Soleh dan lainnya.
Mas Sigit inilah yang kemudian membuat konsep Logo Jennih Rangsang yang sekarang yakni memakai Sinar Matahari.
          Sementara di Kadungrembug Mas Bakri Susanto Masih memproses murid-muridnya dalam proses latihan ini murid-murid Mas Sugianto Sering Hadir Untuk melatih para Murid-murid Mas Bakri ini. Dan tidak jarang pula murid-murid Mas Bakri diajak berlatih di Duko dan di Pagak tempat kediaman Abah Nuraji Irawan.
Hingga pada akhirnya Mas Bakri Berhasil Mewisudah muridnya yakni.
Mas Hartono, Mas Suyanto, Mas A’an, Mas Nuruddin, Mas Anam, Mas Bukori dan Mas Arki Susanto.
          Selanjutnya murid muda Mas bakri Susanto Yakni Mas Nuruddin melatih siswa-nya Mas Bakri di kediaman ibundanya Mas Bakri di Kadungrembug dengan gayanya sendiridan teknik yang ia pelajari secara mandiri dan pengalamannya dari pencak silat lain Seperti Margo Loyo 151, Soko Guru dan perguruan lain-lain. Namun sifatnya bukan mengubah tapi menambahi. Yang masih Kentara warisan Mas udin adalah (Teknik- Tehniknya) diantaranya teknik Kuncian, Teknik Jatuhan, dan Teknik Patahan dan ada sebagaian yang di ajari teknik pernafasan dan jurus tunggal IPSI. Dari sinilah kemudian Jennih Rangsang berkembang dan semakin berkibar luas. Diantara kader Jennih Rangsang Lulusan Kadungrembug yang berhasil mengibarkan sayapnya dan membuka ranting di daerah masing-masing adalah Mas Riyan Firmansha Dkk yang berhasil membuka ranting di Modo dan Kebonsari, Mas Azis  Dkk yang berhasil membuka latihan di Bali, dan Mas Agus Setiawan yang berhasil membuka Latihan di Sulawesi dan Papua.
          Di Luar jawa Mas Agus Setiawan mengabungkan Jennih Rangsang dengan Bela diri Lokal Sulawesi sehingga teknik silatnya menjadi lebih kaya.
          Mas Bakri Susanto fokus membuka latihan di sumampir. Dan murid-muridnya telah membuka latihan di daerahnya masing-masing.
          Dan Mas Sugianto masih tetap Fokus membuka latihan di Dukoh dan kepengurusan Jennih Rangsang di IPSI.

Inilah kita Jennih Rangsang Lahir dari perbedaan yang menyatu menjadi satu yakni JENNIH RANGSANG.

Karena itulah jati diri kita.
Perbedaan itulah yang membuat kita Berkembang.
Dan ke Egoisanlah yang akan menghancurkan kita

.
“ Jurus/Kekuatan  apapun yang kamu masukkan dalam Jennih Rangsang Silahkan , Teknik apapun yang kamu masukkan dalam Jennih Rangsang Silahkan.”
Pesan dari mas Busro (Tuban) Cucu dari KH.Ahmad Sodiq



Tidak ada komentar:

Posting Komentar