Membahas sejarah memang tidak lepas dari
sudut pandang si penulis sejarah, ibarat mata uang sejarah selalu mempunyai dua
sisi sudut pandang. Dan terkadang beberapa orang memlintir sejarah demi suatu
kepentingan namun di dalam artikel ini saya akan menceritakan sejarah Jennih
Rangsang semaksimal mungkin mendekati fakta bahkan mungkin sesuai dengan fakta
sejarah yang ada. metode yang saya gunakan untuk memper oleh data adalah dengan
mendatangi pihak-pihak yang bersangkutan minta penjelasan/menceritakan sejarah
Jennih Rangsang yang mereka ketahui, kedua yakni dengan melihat beberapa
dokumen yang ada dan yang ketiga yakni membandingkan gerakan silat jennih
rangsang dengan aliran yang lain.
Tujuan dari
artikel ini adalah supaya generasi penerus Jennih Rangsang mengetahui Tentang
sejarah perguruannya sendiri. Dan menjadi jati dirinya sendiri.
Yang perlu
diketahui adalah Sejarah akan terus
berlanjut begitulah seterusnya seiring waktu terus berjalan akan selalu ada
sejarah baru. Disini saya akan membatasi sejarah Jennih Rangsang sampai pada
priode tertentu.
Dari penelusuran
yang saya lakukan diperoleh data sebagaimana yang akan saya sampaikan dalam
bentuk cerita dibawah ini.
Inilah
sejarah Jennih Rangsang secara Lengkap dan Rinci. Diceritakan didalam buku
pedoman Jennih Rangsang bahwasannya sejak tahun 1945 KH. Ahmad Sodiq telah
membuka latihan pencak silat di daerah Sumlaran dan sekitarnya. Beliau terkenal
dengan kesaktiannya yang luar biasa hal ini dapat di buktikan dari cerita warga
masyarakat yang sudah sepuh didaerah sekitar sumlaran. Dari situ sehingga
banyak menarik minat pemuda-pemuda saat itu untuk berlatih pencak silat kepada
beliau. Dalam buku pedoman Jennih Rangsang di katakan bahwa KH. Ahmad Sodiq
berasal dari daerah Paciran (Sunan Drajad) Lamongan.
Pada
tahun 1975 salah seorang murid muda KH.
Ahmad sodiq yang bernama Nuradji
Irawan dipercaya oleh KH. Ahmad Sodiq untuk memimpin perguruan
pencak silat ini karena belum memiliki nama kemudian Abah Nuraji Irawan memberikan
sebuah nama JENNIH RANGSANG. Yang
diambil dari bahasa sangsekerta yang berarti SUCI DIRI. Kemudian
perguruan ini diresmikan pada tahun 1987 di daerah kecamatan Sukodadi kabupaten
Lamongan. namun pada dokumen yang terdaftar di IPSI jennih rangsang diresmikan pada Tahun 1978. kemungkinan perbedaan ini di karenakan akibat salah ketik. karena dilihat dari angkanya sama. maka sangat mingkin sekali hal ini salah ketik.
Pada dokumen Jennih Rangsang Yang
terdaftar di IPSI di jelaskan bahwasannya Abah Nuraji Irawan disamping belajar
bela diri dari KH. Ahmad Sodiq juga menekuni beberapa bela diri yakni
KARATE-DO, Pencak Organisasi (PO) , Cup Lamongan (yang sekarang di ubah namanya
menjadi Satria Tunggal), dan Kungfu. Dan dari cerita sebagian sesepuh Abah
Nuraji Irawan juga merupakan pendekar Tapak Suci.
Awal kelahirannya Jennih Rangsang
telah menggemparkan dunia persilatan dengan kehebatannya, perguruan – perguruan
lain pun menaruh segan kepada kader-kader awal Jennih Rangsang ini. Apa lagi di
tambah dengan kehadiran Mas Busro yang ber Aliran PSHT. Menambah kewibawaan Jennih
Rangsang pada saat itu. Mas Busro adalah Cucu KH. Ahmad Sodiq beliau belajar
bela diri PSHT selama 4 tahun. Pada saat itu beliau sabuk Hijau di PSHT namun
karena setiap datang orang baru diwargakan begitu terus, sedang kan Mas Busro
yang sudah lama berlatih masih di emban tidak dinaik-naikan. Pada akhirnya Mas Busro Memilih belajar pencak silat kepada perguruan
Kakeknya Yakni Jennih Rangsang. Beliau didik oleh Abah Nuraji Irawan secara
Langsung. Beliau pula yang membukukan/menggambar buku pedoman Jennih Rangsang didampingi oleh Abah Nuraji Irawan.
Sehingga sampai saat ini kita dapat menikmati karya beliau.
Setelah Mas
Busro dinyatakan Lulus dari Jennih Rangsang beliau mengajar beberapa murid.
Di ceritakan dari Mas Busro pada saat
itu Mas Sugianto Tertarik dengan Jennih Rangsang Sehingga beliau ikut berlatih
bela diri Jennih Rangsang kepada beliau. Dan Selanjutnya Mas Sugianto Berlatih
langsung kepada Abah Nuraji Irawan sendiri tanpa teman. Sehingga lulusan pada
masa itu Cuma Mas Sugianto saja.
Beberapa murid Mas Busro diantaranya
adalah Mas Bakri Susanto. Jika di runtut maka Mas Bakri Susanto masih adik
seperguruannya Mas Sugianto.
Mas Bakri
didikannya Mas Busro sedangkan Mas Sugianto didikan Abah Nuraji Irawan.
Diceritakan oleh Mas Busro bahwasanya Mas Sugianto Juga memiliki aliran
Bunga Islam, dan di Ceritakan Dari Mas Bakri Mas Sugianto Juga memiliki Aliran
pencak silat Bambu Kuning. Sedangkan Mas Bakri mengaku hanya Belajar Jennih Rangsang
saja.
Namun sayang nya beberapa waktu selanjutnya sedikit kader Jennih
Rangsang yang membuka latihan sehingga dengan berlalunya
waktu kader-kader Jennih Rangsang berkurang bahkan pernah mengalami kevakuman
(kekosongan latihan). Hal ini menggugah kedua kader terbaik Jennih Rangsang
Untuk Membuka Latihan dan melanjutkan perjuangan pendahulunya yakni Mas
Sugianto dan Mas Bakri Susanto. Dari kedua kader inilah sejarah baru Jennih
Rangsang di mulai. Mas Bakri Susanto Membuka Latihan di Kadungrembug dan Mas
Sugianto Membuka Latihan di Dukoh.
Di Duko Mas Sugianto Berhasil
Mewisudah beberapa muridnya yang terkenal dengan kehebatanya seperti Mas Sigit,
Mas Ebit, Mas Soleh dan lainnya.
Mas Sigit
inilah yang kemudian membuat konsep Logo Jennih Rangsang yang sekarang yakni
memakai Sinar Matahari.
Sementara di Kadungrembug Mas Bakri
Susanto Masih memproses murid-muridnya dalam proses latihan ini murid-murid Mas
Sugianto Sering Hadir Untuk melatih para Murid-murid Mas Bakri ini. Dan tidak
jarang pula murid-murid Mas Bakri diajak berlatih di Duko dan di Pagak tempat
kediaman Abah Nuraji Irawan.
Hingga pada
akhirnya Mas Bakri Berhasil Mewisudah muridnya yakni.
Mas Hartono,
Mas Suyanto, Mas A’an, Mas Nuruddin, Mas Anam, Mas Bukori dan Mas Arki Susanto.
Selanjutnya murid muda Mas bakri
Susanto Yakni Mas Nuruddin melatih siswa-nya Mas Bakri di kediaman ibundanya
Mas Bakri di Kadungrembug dengan gayanya sendiridan teknik yang ia pelajari
secara mandiri dan pengalamannya dari pencak silat lain Seperti Margo Loyo 151,
Soko Guru dan perguruan lain-lain. Namun sifatnya bukan mengubah tapi menambahi. Yang
masih Kentara warisan Mas udin adalah (Teknik- Tehniknya) diantaranya teknik
Kuncian, Teknik Jatuhan, dan Teknik Patahan dan ada sebagaian yang di ajari
teknik pernafasan dan jurus tunggal IPSI. Dari sinilah kemudian Jennih Rangsang berkembang dan semakin
berkibar luas. Diantara kader Jennih Rangsang Lulusan Kadungrembug yang
berhasil mengibarkan sayapnya dan membuka ranting di daerah masing-masing
adalah Mas Riyan Firmansha Dkk yang berhasil membuka ranting di Modo dan Kebonsari,
Mas Azis Dkk yang berhasil membuka
latihan di Bali, dan Mas Agus Setiawan yang
berhasil membuka Latihan di Sulawesi dan Papua.
Di Luar jawa Mas Agus Setiawan
mengabungkan Jennih Rangsang dengan Bela diri Lokal Sulawesi sehingga teknik
silatnya menjadi lebih kaya.
Mas Bakri Susanto fokus membuka latihan
di sumampir. Dan murid-muridnya telah membuka latihan di daerahnya
masing-masing.
Dan
Mas Sugianto masih tetap Fokus membuka latihan di Dukoh dan kepengurusan Jennih
Rangsang di IPSI.
Inilah kita
Jennih Rangsang Lahir dari perbedaan yang menyatu menjadi satu yakni JENNIH
RANGSANG.
Karena itulah
jati diri kita.
Perbedaan itulah
yang membuat kita Berkembang.
Dan ke
Egoisanlah yang akan menghancurkan kita
.
“ Jurus/Kekuatan apapun yang kamu masukkan dalam Jennih
Rangsang Silahkan , Teknik apapun yang kamu masukkan dalam Jennih Rangsang
Silahkan.”
Pesan dari mas Busro (Tuban) Cucu dari KH.Ahmad
Sodiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar